
Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut Wakil Ketua Umum Jawatan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Fadli Zon sesat.
Hal ini merespons penjelasan Fadli yang menyebut Kota Medan semakin parah saat dipimpin Wali Kota Akhyar Nasution selama dua tahun belakangan.
“Dalam hal ini Fadli keblinger, ” kata Andi melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_, Selasa (27/10).
Pada Pilkada Kawasan 2020, Akhyar mencalonkan diri kembali sebagai wali kota Medan bersama Salman Alfarisi. Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrat dan PKS.
Mereka bakal melawan menantu Jokowi, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman. Pasangan nomor urut 02 tersebut diusung delapan partai politik yaitu PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PPP, PAN, Hanura, dan PSI.
Fadli pun telah menyatakan dukungan kepada pasangan nomor urut 02 Bobby Nasution-Aulia Rachman pada Pilkada Medan 2020.
Andi membalas tudingan Fadli dengan menyebut bahwa Zona akan semakin enggak keruan kalau dipimpin oleh wali kota dengan dipaksakan oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Andi, sosok yang menjadi pesaing paslon tandu partainya itu tidak memiliki kemahiran dalam pemerintahan.
“Jika benar tuduhan Fadli Zon Praja Medan makin parah di lembah wali kota yang memimpin dua tahun Pak Akhyar, maka diperkirakan Kota Medan akan semakin enggak keruan jika dipimpin oleh pemangku kota paksaan Istana yang tak berpengalaman dan tidak mengerti birokrasi, ” ucap Andi.
Sebelumnya, Fadli menilai jika majikan Medan mau bekerja untuk rakyatnya, maka permasalahan di kota tersebut dapat diselesaikan. Akan tetapi, kata Fadli, Akhyar Nasution yang menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan tidak bisa membawa kota itu menjadi lebih baik.
“Pak Akhyar sudah diberi kesempatan, namun keadaan Medan malah semakin parah. Oleh sebab itu masyarakat Medan harus mendukung Bobby-Aulia agar Medan berubah dan berkah, ” kata Fadli di Begawan Coffe Medan, Senin (26/10).
Dia mengatakan banyak masalah kronis di Kota Zona yang sampai sekarang tidak dapat diselesaikan oleh pemimpin sebelumnya, tiba dari persoalan banjir hingga angka kriminalitas yang tinggi.
(mts/pmg)
[Gambas:Video CNN]